Jumat, 23 Oktober 2009

Paulus membela kerasulannya 2 korintus 11 : 7-16

Bahasa Indonesia :

Saudara…saudari yang terkasih di dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus…

Surat Paulus yang Kedua kepada Jemaat di Korintus ditulis pada masa yang sulit dalam hubungan Paulus dengan jemaat Korintus.

Ada anggota-anggota dari jemaat itu yang telah menyerang Paulus dengan keras, tetapi Paulus menunjukkan bahwa ia ingin sekali memperbaiki hubungan dan mengampuni mereka. Ia memperlihatkan kegembiraannya ketika hal itu terjadi.

Dalam bagian pertama suratnya ini Paulus menguraikan tentang hubungannya dengan jemaat Korintus. Ia menjelaskan mengapa ia mengecam dengan keras perlawanan dan celaan terhadap dirinya yang dilakukan oleh jemaat itu.

Setelah mengemukakan hal itu, ia menyatakan kegembiraannya bahwa kecamannya yang keras itu sudah menghasilkan pertobatan dan kerukunan para jemaat yang kurang percaya. Dalam II korintus ini kemudian ia mengajak supaya jemaat itu mengumpulkan sumbangan untuk menolong orang-orang Kristen yang hidup berkekurangan di Yudea.

Pada pasal-pasal terakhir Paulus mengemukakan pembelaan dirinya mengenai kedudukannya sebagai rasul terhadap beberapa orang nabi-babi palsu di Korintus yang menganggap diri sendiri rasul sejati, dan menuduh Paulus sebagai rasul palsu.

Ada 3 pembagian dari kitab II korintus ini :
• Paulus dan jemaat di Korintus Pasal 1—Pasal 7
• Sumbangan untuk orang-orang Kristen di Yudea Pasal 8-Pasal 9
• Pembelaan Paulus mengenai kekuasaannya sebagai rasul Pasal 10—Pasal 13
Saudara…saudari terkasih…
Nats kita pada pagi hari ini masuk kepada bagian yang ke tiga. Yaitu : Pembelaan Paulus atas kerasulannya.pada saat itu yang terjadi adalah:
para nabi-nabi palsu memberitakan
Injil dengan maksud menyebarkan berita buruk/fitnah tentang Paulus yang seolah mementingkan diri sendiri dan mengambil keuntungan dari pelayanan nya di jemaat. Paulus membuat pembelaan mengenai hal ini.Paulus menekankan bahwa, Ia tidak pernah minta bantuan materi untuk biaya hidupnya, karena sebagai pembuat kemah ia bisa mencari uang sendiri. Satu-satunya dimana ia menerima bantuan ialah dari orang-orang di Filipi dan juga Makedonia ( disini disebutkan).


Ada 2 point penting yang dapat kita ambil dari apa yang dihadapi oleh rasul Paulus :

1. Injil kebenaran Kristus harus tetap diberitakan, bahkan ketika ancaman, tuduhan dan fitnah muncul.

2. Tuhan Allah dapat memberi berkat kepada hamba Nya yang mau dengan rela melayani. Tidak dengan terpaksa, dan juga tidak mencari keuntungan diri sendiri.

Rasul Paulus, adalah seorang rasul "amateur" (tidak menggantungkan nafkahnya dari pelayanan pengabaran Injil), jelas sekali pernyataannya dalam 1 Korintus 9:18 : "Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil"

Ia mengambil sikap tegas dalam urusan finansial dengan melepaskan hak-haknya untuk mendapat upah dari pekerjaannya sebagai pengabaran Injil. Dan untuk menyokong kehidupannya ia tetap berprofesi sebagai pembuat kemah,. Dan dengan demikian, orang tidak ada yang dapat menuduhnya mencari keuntungan nafkah dari aktivitasnya mengabarkan Injil.
Saudara…saudari yang terkasih…
Paulus tetap berusaha meskipun banyak org meragukan dan bahkan ingin menolaknya. Paulus menekankan bahwa menjadi hamba Tuhan itu bukan hanya sekedar pandai berkata-kata. Kekurangan Finansial pun tidak akan menjadi penghalang.
Paulus punya Visi dan misi yang yang kuat dan jelas dalam pelayanannya.
Namun yang perlu kita perhatikan khususnya Hamba Tuhan adalah kesucian diri. Segala tingkah laku kita menjadi sebuah bukti di dalam menyampaikan Pesan Tuhan itulah sebabnya dikatakan : jamita do ngolu, ngolu do Jamita ( Firman ituah kehidupan dan kehidupan harus dalam Firman) . Jika para Hamba Tuhan kehilangan itu, maka apapun yang akan disampaikan tidak akan mempunyai KESAN yang kuat dalam kehidupan jemaat.
Dilema seperti itu terkadang nyata dalam pelayanan kami sebagai hamba Tuhan. Kami mampu hidup dengan Fasilitas yang menurut kami adalah bagian dari hak yang mesti kita peroleh, sementara coba kita perhatikan apakah kami mampu tidur dengan lelap jika masih ada jemaat kami yang sulit tidur dan bahkan waktunya pun terasa kurang dalam 24 jam sehari untuk memenuh segala kebutuhan hidupnya. Sementra kami kembali menuntut akan segala Fasilitas tersebut harus dipenuhi.
Hamba Tuhan seharusnya...melakukuan aktifitas pelayanan dengan tulus, penuh harapan akan kesejahteraan jemaat, penuh motivasi agar tiap jemaat mendapatkan sesuatu yang layak di dalam kehidupannya.
Saudara…saudari yang terkasih… Mungkin saja timbul di benak kita saat ini, ya sudah…firman saat ini bukan buat kami jemaat…ini untuk kalian semua hamba Tuhan, ini hanya buat Para Parhalado.
Jauh lebih dalam lagi…mari kita memahami esensi atau intisari dari firman Tuhan ini. Paulus sebagai Hamba Tuhan di korintus tidak atau kurang dihargai. Semata mata jemaat hanya memberi stigma bahwa ; paulus adalah upahan mereka. Mereka yang menggaji nya. Pernah ketika saya praktek di sebuah gereja seorang sintua berkata kepada pendeta resort :
Na di gaji hami do hamu amang Pandita!!!!
Tetapi amang Pendeta itu menjawab dengan bijaksana : maaf amang, ndang hamu manggaji hami, alai ala asi ni roha ni Tuahan marhite huriana, boi hami taruli di pardagingon.uji hamu ma jolo ndang pola marpelean hamu amang ganup jumpang minggu. Porsea ahu tuk do tangan ni Debata manuktuk roha ni ganup na porsea laho manumpahi di harajaon ni Debata.
Ido umbahen ndada adong di gereja dibahen pelangkat paboa : pelean ingkon Rp 1000, pelean ingkon Rp 2000.
Boi do ndang mar pelean, hombar tu ungkap ni roha do i. tung godang, tung otik ndada adong na umbotosa asing ni Debata na marnida.
Ido umbahen didok do di tangiang panutup ganup minggu I :
Sai jalo ma I gabe uap na hushus di jolom. Na marlapatan, pelean na ta pasahat I, mambahen lomo niroha ni Debata. Manghorhon sada pelean na angur jala las ni roha ni Debata.
Pelean i untuk tujuan : patimbulhon harajaonmu di tonga tonga ni huriam dohot di portibi on. Asa ingkon bagas do on ta pahami, asa unang lilu pangantusionta. Jala esensi persembahan na tama, pelean na tama ima roha parbagason na olo mangalehon dohot las niroha do.
Saudara…saudari Terkasih…
Apa yang Nats ini inginkan dari hidup kita???
Aspek penghargaan terhadap para hamba Tuhan dan terkhusus penghargaan terhadap sesama manusia. Karena tiap tiap orang terpanggil menjadi umat yang harus bertanggungjawab di dalam iman dan kepercayaannya dan menyalurkannya kepada yang lain.
Ada sebuah kisah yang mungkin membuka hati kita memahami aspek penghargaan. Menjelang hari besar atau hari raya, seorang ayah membeli beberapa gulung kertas kado. Putrinya yang masih kecil, meminta satu gulung.

"Untuk apa?" tanya sang ayah.

"Untuk kado, mau kasih hadiah" jawab si kecil.

"Jangan dibuang-buang ya." pesan si ayah, sambil memberikan satu gulungan kecil.

Persis pada hari raya, pagi-pagi si cilik sudah bangun dan membangunkan ayahnya, "Pa, Pa... ada hadiah untuk Papa."

Sang ayah yang masih malas-malasan, matanya pun belum melek, menjawab, "Sudahlah nanti saja."

Tetapi si kecil pantang menyerah, "Pa, Pa, bangun Pa... sudah siang."

"Ah, kamu gimana sih, pagi-pagi sudah bangunin Papa."

Ia mengenali kertas kado yang pernah ia berikan kepada anaknya.

"Hadiah apa nih?"

"Hadiah hari raya untuk Papa. Buka dong Pa, buka sekarang."

Dan sang ayah pun membuka bingkisan itu. Ternyata di dalamnya hanya sebuah kotak kosong. Tidak berisi apa pun juga. "Ah, kamu bisa saja. Bingkisannya koq kosong. Buang-buang kertas kado Papa. Kan mahal ?"

Si kecil menjawab, "Nggak Pa, nggak kosong. Tadi, Putri masukin begitu buaanyaak ciuman untuk Papa."

Sang ayah terharu, ia mengangkat anaknya. Dipeluknya, diciumnya. "Putri, Papa belum pernah menerima hadiah seindah ini. Papa akan selalu menyimpan boks ini. Papa akan bawa ke kantor dan sekali-sekali kalau perlu ciuman Putri, Papa akan mengambil satu. Nanti kalau kosong, diisi lagi ya!"

Aspek penghargaan terhadap pemberian dari sesama atau aspek respon menerima secara khusus didalam cerita ini ditujukan pada hubungan antara anak dan orangtua.
Kemudian, ada sebuah puisi yang akan menekankan betapa tak seharusnya kita dengan mudah menilai dan memfitnah orang lain : dikatakan begini :
Jangan mencari kesalahan orang yang timpang Atau tersandung-sandung di sepanjang jalan kehidupan...
Kecuali engkau sudah mengenakan sepatu yang dipakainya, Atau menanggung beban yang dipikulnya
Mungkin ada paku dalam sepatunya yang melukai kakinya,
Meski tersembunyi dari pandanganmu, beban yang ditanggungnya, bila kaupikul di punggungmu, mungkin ‘kan membuatmu tersandung pula.
Suadara...sudari yang terkasih....
Sebagai manusia yang lemah kita memiliki satu kelemahan. Yaitu : betapa seringnya kita dengan mudah menilai orang lain dengan point yang sangat rendah. Dengan mudah kita akan berkata,
• begitu saja tak bisa,
• tak becus,
• dasar o’on,
• bodoh,
• tolol
• lamban
• dan perkataan menyakitkan lainnya.
Saat melihat orang lain melakukan kesalahan, dengan mudahnya kita mengetokkan palu layaknya hakim dan menundingnya dengan sinis, tanpa kita pernah mau tahu apa alasannya atau hal-hal apa yang membuat ia melakukan hal itu.
Giliran kita mengalami apa yang ia alami. Atau merasakan apa yang ia rasa. Atau melakukan apa yang ia lakukan. Belum tentu kita bisa melakukannya dengan baik, atau jangan-jangan point kita justru ada dibawahnya.
Lihat saja para penonton bola yang bisanya cuma teriak-teriak dan memaki-maki pemain yang sedikit saja melakukan kesalahan. Sesekali turun ke lapangan dong, dan tunjukkan permainan bola Anda!, demikian saya akan menantangnya.
Tak perlu menilai orang lain, sebab kita tidak pernah tahu seperti apa kita seandainya berada di posisinya. Belajar memahami orang lain jauh lebih baik daripada kita mengecamnya. Kita bukan manusia yang anti atau tanpa kesalahan, lalu mengapa kita begitu mudah mencaci kesalahan orang?
Saudara..saudari yang terkasih....
Satu hal yang perlu kita ingat untuk melaksanakan firman ini… adalah melihat kepentingan bersama lebih utama dari kepentingan pribadi, saling memahami dan menghormati antara satu dengan yang lain. Sikap ini yang perlu dimiliki setiap orang…baik yang menjasi hamba, atau pun yang menerima pelayanan, baik sebagai orangtua ataupun sebagai anak, baik sebagai orang muda atau pun orang yang lebih ditua kan.
Tuhan memberi kita hikmat dan kekuatan di dalam melakukan kehendak Nya.
AMEN




Bahasa Batak :


Hita na pungu dibagasan goar ni debata…

Disurat Apostel paulus do Surat on di keadaan hubungan na mansai sulit dohot angka ruas na adong di Korintus.
Torop do sian angka ruas na di korintus menyerang apostel paulus mansai koras. Alai di patudu Apostel I do roha na mardame, na olo pature ture hon parsaoran na denggan. Dipatudu ibana do tong tong holong ni rohana di sude ruas na di korintus.

Dung dipasahat ibana hatorangan na dibagasan holong ni roha I tu nasida. Ujung na manghorhon hamubaon di sikap ni ruas I do tu apostel I, Di bagasan II korintus on di ajak ibana do ganup na porsea asa manarihon saluhut halak na hahurangan di Judea

Di bindu bindu parpudi, dipasahat si paulus do pembelaan dirinya taringot tu kedudukannya songon apostel martimbanghon angka apostel pargapgap na adong di korintus na patupa gap gap taringot tu ha apostelan na .

Adong do 3 pembagian ni surat II korintus on :
• Paulus dan jemaat di Korintus bindu 1—bindu 7
• Sumbangan untuk orang-orang Kristen di Yudea bindu 8-bindu 9
• Pembelaan Paulus mengenai kekuasaannya sebagai rasul bindu 10—bindu 13

Hita na pungu dibagasan goar ni debata…

Turpukta dibagasan manogoton masuk ma tu bagian na patoluhan ima: Pembelaan ni siPaulus dihaapostelanna. Ditingki i angka namasa ima: angka nabi-nabi palsu mamaritahon
Injil dohot tujuan pararathon barita naroa manang didok mai finah taringot tu siPaulus. Diparoa-roa ma siPaulus, didokma siPaulus na marroha diri manang egois jala mangomo paruntungan sian pangulaonna di jemaat i.Dibahen siPaulus do pembelaan taringot tusi. Diondolhon siPaulus do ima naso hea ibana mangido pangurupion laho parngoluanna siganup ari. Alana songon sahalak situngkangi kemah ibana, sungkup doi tu ngoluna siganup ari. Adong pe pangurupion na hea dijalo ibana ima sian halak Filipi dohot halak Makedonia.


Adong do 2 point naporlu,naboi siingotonta sian angka na niadopanni siPaulus:

1. Barita hasintongan ni Kristus ingkon hot dotong-tong, nang pe ditingki ro angka ancaman dohot tuduhan manang fitnah.

2. Tuhan Jahowa sanggup mangalehon pasu-pasu tu naposoNa na olo marhobas manang mangula sian ias ni roha. Dang ala natarpaksa, jala dang naeng mangalului pangomoan tun dirina sandiri.

Rasul Paulus, adalah seorang rasul "amateur" (tidak menggantungkan nafkahnya dari pelayanan pengabaran Injil), jelas sekali pernyataannya dalam 1 Korintus 9:18 : "Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil"

Ia mengambil sikap tegas dalam urusan finansial dengan melepaskan hak-haknya untuk mendapat upah dari pekerjaannya sebagai pengabaran Injil. Dan untuk menyokong kehidupannya ia tetap berprofesi sebagai pembuat kemah,. Dan dengan demikian, orang tidak ada yang dapat menuduhnya mencari keuntungan nafkah dari aktivitasnya mengabarkan Injil.

Hita na pungu dibagasan goar ni debata…
Paulus tetap berusaha meskipun banyak org meragukan dan bahkan ingin menolaknya. Paulus menekankan bahwa menjadi hamba Tuhan itu bukan hanya sekedar pandai berkata-kata. Kekurangan Finansial pun tidak akan menjadi penghalang.
Paulus punya Visi dan misi yang yang kuat dan jelas dalam pelayanannya.
Namun yang perlu kita perhatikan khususnya Hamba Tuhan adalah kesucian diri. Segala tingkah laku kita menjadi sebuah bukti di dalam menyampaikan Pesan Tuhan itulah sebabnya dikatakan : jamita do ngolu, ngolu do Jamita ( Firman ituah kehidupan dan kehidupan harus dalam Firman) . Jika para Hamba Tuhan kehilangan itu, maka apapun yang akan disampaikan tidak akan mempunyai KESAN yang kaut dalam kehidupan jemaat.

Dilema seperti itu terkadang nyata dalam pelayanan kami sebagai hamba Tuhan. Kami mampu hidup dengan Fasilitas yang menurut kami adalah bagian dari hak yang mesti kita peroleh, sementara coba kita perhatikan apakah kami mampu tidur dengan lelap jika masih ada jemaat kami yang sulit tidur dan bahkan waktunya pun terasa kurang dalam 24 jam sehari untuk memenuh segala kebutuhan hidupnya. Sementra kami kembali menuntut akan segala Fasilitas tersebut harus dipenuhi.
Hamba Tuhan seharusnya...melakukuan aktifitas pelayanan dengan tulus, penuh harapan akan kesejahteraan jemaat, penuh motivasi agar tiap jemaat mendapatkan sesuatu yang layak di dalam kehidupannya.
Saudara…saudari yang terkasih… Mungkin saja timbul di benak kita saat ini, ya sudah…firman saat ini bukan buat kami jemaat…ini untuk kalian semua hamba Tuhan, ini hanya buat Para Parhalado.
Jauh lebih dalam lagi…mari kita memahami esensi atau intisari dari firman Tuhan ini. Paulus sebagai Hamba Tuhan di korintus tidak atau kurang dihargai. Semata mata jemaat hanya memberi stigma bahwa ; paulus adalah upahan mereka. Mereka yang menggaji nya. Pernah ketika saya praktek di sebuah gereja seorang sintua berkata kepada pendeta resort :
Na di gaji hami do hamu amang Pandita!!!!
Tetapi amang Pendeta itu menjawab dengan bijaksana : maaf amang, ndang hamu manggaji hami, alai ala asi ni roha ni Tuahan marhite huriana, boi hami taruli di pardagingon.uji hamu ma jolo ndang pola marpelean hamu amang ganup jumpang minggu. Porsea ahu tuk do tangan ni Debata manuktuk roha ni ganup na porsea laho manumpahi di harajaon ni Debata.
Ido umbahen ndada adong di gereja dibahen pelangkat paboa : pelean ingkon Rp 1000, pelean ingkon Rp 2000.
Boi do ndang mar pelean, hombar tu ungkap ni roha do i. tung godang, tung otik ndada adong na umbotosa asing ni Debata na marnida.
Ido umbahen didok do di tangiang panutup ganup minggu I :
Sai jalo ma I gabe uap na hushus di jolom. Na marlapatan, pelean na ta pasahat I, mambahen lomo niroha ni Debata. Manghorhon sada pelean na angur jala las ni roha ni Debata.
Pelean i untuk tujuan : patimbulhon harajaonmu di tonga tonga ni huriam dohot di portibi on. Asa ingkon bagas do on ta pahami, asa unang lilu pangantusionta. Jala esensi persembahan na tama, pelean na tama ima roha parbagason na olo mangalehon dohot las niroha do.
Hita na pungu dibagasan goar ni debata…
Apa yang Nats ini inginkan dari hidup kita???
Aspek penghargaan terhadap para hamba Tuhan dan terkhusus penghargaan terhadap sesama manusia. Karena tiap tiap orang terpanggil menjadi umat yang harus bertanggungjawab di dalam iman dan kepercayaannya dan menyalurkannya kepada yang lain.
Adong do sada kisah taringot tu sahalak ama dohot boru na...na mungkin boi patauhon hita taringot tu aspek penghargaan ditonga-tonga ni keluarga ta nang sude angka dongan humaliang ….ra, mangido maaf iba, asa tumangkas pinasahat ma dibagasan bahasa indonesia..
Menjelang hari besar atau hari raya, seorang ayah membeli beberapa gulung kertas kado. Putrinya yang masih kecil, meminta satu gulung.

"Untuk apa?" tanya sang ayah.

"Untuk kado, mau kasih hadiah" jawab si kecil.

"Jangan dibuang-buang ya." pesan si ayah, sambil memberikan satu gulungan kecil.

Persis pada hari raya, pagi-pagi si cilik sudah bangun dan membangunkan ayahnya, "Pa, Pa... ada hadiah untuk Papa."

Sang ayah yang masih malas-malasan, matanya pun belum melek, menjawab, "Sudahlah nanti saja."

Tetapi si kecil pantang menyerah, "Pa, Pa, bangun Pa... sudah siang."

"Ah, kamu gimana sih, pagi-pagi sudah bangunin Papa."

Ia mengenali kertas kado yang pernah ia berikan kepada anaknya.

"Hadiah apa nih?"

"Hadiah hari raya untuk Papa. Buka dong Pa, buka sekarang."

Dan sang ayah pun membuka bingkisan itu. Ternyata di dalamnya hanya sebuah kotak kosong. Tidak berisi apa pun juga. "Ah, kamu bisa saja. Bingkisannya koq kosong. Buang-buang kertas kado Papa. Kan mahal ?"

Si kecil menjawab, "Nggak Pa, nggak kosong. Tadi, Putri masukin begitu buaanyaak ciuman untuk Papa."

Sang ayah terharu, ia mengangkat anaknya. Dipeluknya, diciumnya. "Putri, Papa belum pernah menerima hadiah seindah ini. Papa akan selalu menyimpan boks ini. Papa akan bawa ke kantor dan sekali-sekali kalau perlu ciuman Putri, Papa akan mengambil satu. Nanti kalau kosong, diisi lagi ya!"

Aspek penghargaan terhadap sesama secara khusus di cerita on tu Ianakkon..on ma na jot jot terlupakan di angka torop natoras…

Ketika hubungan kita dengan Allah , diri sendiri dan sesama menjadi pemandangan yang indah , hal ini akan membuat Allah kagum sehingga Allah akan memerintahkan berkat-berkat kehidupan yaitu berkat jasmani dan rohani selama-lamanya.
Alani i...dipangido turpuk on do hita asa tetap menjaga hubungan na denggan na dibagasan holong ni Tuhan ta…
Adong do sada puisi mandok songon on :
Jangan mencari kesalahan orang yang timpang Atau tersandung-sandung di sepanjang jalan kehidupan...
Kecuali engkau sudah mengenakan sepatu yang dipakainya, Atau menanggung beban yang dipikulnya
Mungkin ada paku dalam sepatunya yang melukai kakinya,
Meski tersembunyi dari pandanganmu, beban yang ditanggungnya, bila kaupikul di punggungmu, mungkin ‘kan membuatmu tersandung pula.
Hita na pungu dibagasan goar ni Tuhanta....
Adong do sada kebiasaan buruk ta songon jolma na gale hita.... na jot jot do hita Menilai orang lain dengan poin yang sangat rendah. Dengan mudah kita akan berkata,
• begitu saja tak bisa,
• tak becus,
• dasar o’on,
• bodoh,
• tolol
• lamban
• dan perkataan menyakitkan lainnya.
Saat melihat orang lain melakukan kesalahan, dengan mudahnya kita mengetokkan palu layaknya hakim dan menundingnya dengan sinis, tanpa kita pernah mau tahu apa alasannya atau hal-hal apa yang membuat ia melakukan hal itu.
Giliran kita mengalami apa yang ia alami. Atau merasakan apa yang ia rasa. Atau melakukan apa yang ia lakukan. Belum tentu kita bisa melakukannya dengan baik, atau jangan-jangan poin kita justru ada dibawahnya. Lihat saja para penonton bola yang bisanya cuma teriak-teriak dan memaki-maki pemain yang sedikit saja melakukan kesalahan. Sesekali turun ke lapangan dong, dan tunjukkan permainan bola Anda!, demikian saya akan menantangnya.
Tak perlu menilai orang lain, sebab kita tidak pernah tahu seperti apa kita seandainya berada di posisinya. Belajar memahami orang lain jauh lebih baik daripada kita mengecamnya. Kita bukan manusia yang anti atau tanpa kesalahan, lalu mengapa kita begitu mudah mencaci kesalahan orang?
Hita na pungu dibagasan goar ni Tuhanta....
Laho patupahon saluhut nai…di ujungna : ta ingot ma…Sikap yang paling mendasar untuk menciptakan suatu kerukunan adalah melihat kepentingan bersama lebih utama dari kepentingan pribadi, saling memahami dan menghormati antara satu dengan yang lain. Sikap ini yang perlu dimiliki setiap orang…
Tuhanta ma na margogoihon hita patupa saluhut na…
AMEN

Tidak ada komentar: